Sunday, April 18, 2010

Prinsip Kerja Rangkaian Pengali Tegangan | Cara Kerja Rangkaian Pengali Tegangan

rangkaian pengali tegangan



Gambar rangkaian pengali tegangan | Skema rangkaian pengali tegangan



Sebenarnya jika anda memahami dengan baik cara kerja dari kapasitor dan dioda, saya yakin anda akan dengan mudah memahami cara kerja dari rangkaian pengali tegangan. Rangkaian pengali tegangan pada dasarnya memanfaatkan sifat pengisian dan pelepasan muatan pada kapasitor serta sifat bias forward-reverse dari dioda. Beberapa contoh pemanfaatan rangkaian pengali tegangan adalah pada rangkaian bagian tabung CRT dari televisi dan pada rangkaian pengapian busi (saya tidak tahu secara pasti tulisan dari ‘busi’) pada kendaraan bermotor. Tegangan yang dicapai bisa sampai ribuan volt tergantung rangkaian yang diinginkan. Dulu waktu masih kuliah saya pernah bertanya pada seorang teman karib saya yang bernama ‘Sukirno’ yang merupakan seorang yang memahami dengan baik sebagain besar dasar-dasar kelistrikan dan elektronika. Saya bertanya kepadanya, mengapa sengatan oleh tegangan ribuan volt yang ada pada bagian pengapian atau busi motor tidak sekuat dari sengatan listrik PLN yang hanya 220 Volt ? bahkan sengatan listrik PLN dapat menyebabkan kematian. Anda ingin menjawabnya ? coba kenapa …



Teman saya sukir kemudian mengatakan bahwa dalam dunia fisika ada yang namanya energi masuk sama dengan energi yang keluar, begitu juga dibidang kelistrikan. Daya yang masuk suatu rangkaian atau proses kelistrikan akan sama dengan daya yang keluar atau daya yang dihasilkan oleh rangkaian tersebut. Tegangan ribuan volt yang ada bagian pengapian motor tidak akan mampu bertahan pada posisi ribuan volt pada saat terhubung dengan manusia, hal ini dikarenakan daya total dari rangkaian pengapian tidak akan mampu mengalirkan arus sebesar ketentuan I = V (ribuan volt) / nilai resistansi tubuh manusia. Jika daya dari rangkaian pengapian tersebut sangat kecil maka arus yang akan mengalir akan sangat kecil pula sesuai dengan rumus P (daya) = I2 R. Jika anda masih belum percaya maka anda bisa mencoba percobaan sebagai berikut :



- Sediakan Batere kering 0,5 ampere dengan tegangan 9 volt. Coba anda pasang beban resistor 10 watt dengan nilai 1 ohm dan diseri dengan multimeter (pada posisi pengukuran arus) serta diparalel dengan resistor 1 ohm (posisi pengukuran tegangan). Secara teori maka arus yang akan mengalir pada resistor adalah 9 volt / 1 ohm yaitu 9 ampere. Kemudian anda bandingkan dengan hasil dengan nilai yang tertera pada multimeter. Saya yakin perhitungan anda akan meleset he… Hasilnya tegangan yang seharusnya 9 volt akan berubah menjadi jauh lebih kecil karena tidak sesuai dengan daya yang dimilki, arus yang mengalir juga tidak akan mencapai 9 ampere.



Cara Kerja Rangkaian Pengali Tegangan di atas :

  1. Awalnya pada saat supply siklus positif pertama arus akan mengalir melalui D1 dan akan mengisi kapasitor 100 uF dan 10 uF secara bersamaan. Tegangan supply = tegangan pada C1 + tegangan dioda D1 (0,7 V) + tegangan C2. Hanya saja tegangan pada kapasitor C2 10 uF akan lebih besar dan hampir sama dengan supply dikarenakan lebih cepat terisi penuh (seusai cara kerja kapasitor).
  2. Kemudian pada saat siklus negative arus akan mengalir melalui D2 dan kapasitor 100 uF akan melakukan pelepasan muatan secara cepat dan kembali melakukan pengisian. Kapasitor 10 uF juga akan sedikit melakukan pelepasan muatan melalui tahanan R1.
  3. Pada siklus positif selanjutnya tegangan yang jatuh pada kapasitor 10 uF akan dua kali dari tegangan supply. Jika anda mengganti nilai R1 dengan nilai yang lebih kecil maka nilai pengalian tegangan juga akan mengecil, bahkan sampai pada titik tidak ada penguatan jika nilai R1 terlalu kecil yang mengakibatkan muatan pada kapasitor 10 uF terkuras habis pada saat proses pengisian. Lihat juga cara kerja kapasitor dan dioda …





http://www.electronicandlife.blogspot.com



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...